Surabaya, fkg.unair – Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan tajinya dalam bidang penelitian dan publikasi. Adalah Prof. Dr. Diah Savitri Ernawati, drg., M.Si., Sp.PM. yang kali ini muncul dalam daftar Top Researcher versi Google Scholars yang dirilis pada penghujung tahun 2020.
Menempati urutan 62 di antara top 210 peneliti UNAIR, Prof Diah mencatatkan keluaran publikasi yang mengagumkan dengan hampir 90 publikasi dalam kurun waktu 2015 hingga 2020. Raihan Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Mulut tersebut juga meraih nilai H-index yang tinggi serta jumlah sitasi di angka 311.
Maka apabila melihat pengalaman dan rekam jejak Prof. Diah dalam penelitian dan publikasi, prestasi tersebut bukanlah hal yang mengejutkan. Menuntaskan seluruh pendidikannya di UNAIR, Prof. Diah telah memulai aktivitas penelitiannya sejak masih menjadi mahasiswa magister di awal tahun 2000-an.
“Dulu saat saya menulis disertasi berhasil mempublikasikan 7 jurnal. Dan kegiatan ini semakin intensif saya lakukan sejak menjadi dosen di FKG UNAIR,” terang ketika dihubungi tim redaksi pada Kamis (4/3/2021).
Prof. Diah memandang bahwa posisinya kini sebagai dosen dan guru besar membawa tanggung jawab besar terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penelitian sebagai salah satu pilar konsepsi tersebut menjadi hal yang telah diaktualisasikan dengan komitmen kuat dari Prof. Diah.
Mantan ketua Ikatan Penyakit Mulut Indonesia Pusat tersebut ternyata selama ini banyak berkolaborasi dengan mahasiswa, rekan dosen, maupun pihak di luar FKG UNAIR untuk menelurkan berbagai bidang penelitian.
“Saya berkolaborasi dengan mahasiswa dan dosen FKG melalui roadmap penelitian Departemen Ilmu Penyakit Mulut. Sementara di luar saya sering berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, maupun pihak-pihak lain di tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.
Bagi dosen kelahiran Pontianak, 29 April 1960 itu, prestasinya tersebut bukan hanya buah dari kerja kerasnya, melainkan juga hasil kerja sama dan rasa saling memiliki dari sederet rekan penelitiannya di FKG UNAIR.
Data dari Google Cendekia pun mencatat bahwa publikasinya di tahun 2014 Bioactive compound and antioxidant activity of methanol extract mauli bahanas (Musa sp) stem telah disitasi sebanyak 40 kali. Kemudian disusul dengan jurnal tahun 2018 berjudul Bone Alkaline Phosphatase and Osteocalcin expression of rat’s Gingival mesenchymal stem cells cultured in platelet-rich fibrin for bone remodeling (in vitro study) yang telah disitasi sebanyak 28 kali.
Usai capaian itu, Prof. Diah mengungkapkan bahwa ia kini masih terus menggarap beberapa penelitian lain terkait seluk beluk penyakit mulut. Bahkan di awal 2021 pun, Prof. Diah telah mempublikasikan 2 jurnal bersama para mahasiswanya.
Maka dari itu Prof. Diah pun berpesan bahwa sebagai seorang akademisi, penelitian adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mengenal umur. “Saya bukan murni seorang peneliti, saya juga mengajar sebagai dosen. Tapi saya punya mimpi dan target untuk terus meneliti. Itu menjadi bentuk dedikasi dan tanggung jawab kita kepada diri sendiri, institusi, maupun almamater,” tandasnya.(int)
2 Comments
Selamat, namun fotonya keliru dengan Prof Erni Maduratna
Terima kasih koreksinya