Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga kembali merilis nama-nama dosen yang terpilih sebagai Dosen Top Tier Q1, Q2, dan Q3 FKG UNAIR. Salah satu diantaranya yaitu Dr. I Gusti Aju Wahju Ardani, drg., M.Kes., Sp.Ort.(K).
Ketika ditemui oleh tim Humas FKG UNAIR pada Kamis (6/5/2021) secara daring (dalam jaringan), Ia mengaku tidak terlalu tahu tentang penghargaan tersebut.
“Jujur, saya tidak tahu dan tidak menyangka, tiba-tiba ada nama saya dan banyak yang mengirim ke saya, Alhamdulillah,” ungkap Dr. Ardani.
Berdasarkan daftar pengajuan insentif publikasi pada tahun 2020, Dosen FKG UNAIR itu tercatat telah berhasil mempublikasikan risetnya ke Q2 sebanyak 3 judul, serta Q3 juga sebanyak 3 judul.
Ia menduga, namanya tercantum dalam penghargaan tersebut disebabkan oleh riset-riset yang dikerjakan pada tahun 2020 banyak yang berhasil terpublikasi pada tahun 2021.
“Itu semua juga atas bantuan dari mahasiswa-mahasiswa bimbingan saya,” imbuhnya.
Dr. Ardani menambahkan, bahwa tanpa bantuan mahasiswa, risetnya mungkin tidak dapat berjalan cepat dan lancar. Namun, Ia juga mengakui, jika tidak semua mahasiswa mampu untuk menemukan sebuah topik penelitian. Menurutnya, kebanyakan pasti juga pemberian dari dosen-dosen pembimbingnya.
“Saya tidak menyalahkan mereka, sebab tuntutan mereka sebagai mahasiswa itu sudah besar, mereka dituntut untuk nilai yang baik, tugas banyak, kegiatan kampus, dan sebagainya. Berbeda dengan jaman mahasiswa saya dulu,” jelasnya.
Namun Dr. Ardani tidak mempermasalahkan hal tersebut, sebab topik atau judul pemberian dari dosen pembimbing pun kebanyakan lebih terarah. Oleh karena itu, Dr. Ardani berharap kepada rekan sejawat dosen dan peneliti, untuk selalu memiliki research project hingga 10 tahun ke depan.
Ia mengaku selalu menyiapkan research project tersebut, sebab hal itulah yang akan memfokuskan arah riset dosen dan memberi batasan-batasan tertentu kepada jalan riset mereka.
“Harapan saya seperti itu, agar dalam beberapa tahun ke depan, riset kita bisa fokus dan terarah. Terutama untuk mengantisipasi penurunan jumlah publikasi akibat pandemi ini,” ucap dokter spesialis Ortodonsia itu.
Dr. Ardani juga menjelaskan, bahwa pandemi Covid-19 kini betul-betul mengubah iklim riset. Jika sebelumnya peneliti bisa mengerjakan riset dengan praktik secara langsung, kini ruang gerak mereka terbatas dengan kebijakan jaga jarak. Hingga pada akhirnya, article review menjadi alternatif untuk hal tersebut.
“Namun masalah lain kembali muncul. article review bukanlah pekerjaan mudah, banyak mahasiswa yang tidak mampu dan banyak artikel yang tidak diterima karena kajian kurang mendalam kata publisher” ungkapnya.
Oleh karena itu, Dr. Ardani mengingatkan kepada seluruh sejawat yang khususnya dari FKG UNAIR, bahwa ada kemungkinan jumlah publikasi menurun, karena produktivitas riset mereka terhambat pada tahun 2021 akibat pandemi Covid-19.
“Pada intinya, saya berharap kepada teman-teman sejawat untuk tetap semangat dalam beradaptasi pada era pendemi Covid-19 ini, saya tetap optimis jika kami terus bisa meningkatkan jumlah publikasi kami ke depan,” pungkasnya. (rgs)