SURABAYA, fkg.unair – Sebagai lanjutan dari kegiatan edukasi melalui Zoom Conference pada tanggal 03 November 2021 terkait Sosialisasi prosedur pelaksanaan bakti sosial bibir sumbing dan lelangit di daerah terpencil, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga oleh Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial bekerja sama dengan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga menerbitkan Buku Pedoman Utilisasi Bakti Sosial Bibir Sumbing dan Lelangit di Daerah Terpencil dengan Ketua Penyusun yakni Reza Al Fessi, drg., M.Ked.Klin., Sp.BM dengan dua anggota penyusun R. Aries Muharram, drg., M.Kes., Sp.BM (K) serta Indra Mulyawan, drg., Sp.BM
Dalam buku panduan tersebut setidaknya dibahas banyak hal terkait teknis yang berkaitan dengan bibir sumbing dan lelangit mulai dari Prosedur Asepsis, Tahapan Persiapan Kamar Bedah serta Kelengkapan Instrumen dan Bahan Operasi yang pastinya sangat berguna untuk keberlangsungan tenaga medis secara khusus yang berada di daerah terpencil. Selain itu, dilanjutkan dengan Penyesuaian keadaan pandemi COVID-19 diberikan juga pedoman Operasi Era Pandemi COVID-19 mulai dari tata tertib administratif hingga evaluasi kegiatan dan perawatan pasien yang pastinya penting untuk dipahami.
“Harapannya dengan terbitnya buku pedoman ini adalah keberlangsungan kegiatan akan lebih terstruktur secara persiapan dan pelaksanaan teknisnya. Jadi, panitia pelaksana kegiatan dapat melaksanakan secara mandiri sehingga lebih efisien juga dalam perwakilan yang harus menghadiri kegiatan tersebut ,” ujar Reza Al Fessi, drg., M.Ked.Klin., Sp.BM, selaku ketua penyusun Buku Pedoman Utilisasi Bakti Sosial Bibir Sumbing dan Lelangit di Daerah Tertinggal.
Sejauh Ini setidaknya selain di RSGM Universitas Airlangga, buku pedoman utilisasi tersebut telah terdistribusi ke Tuban dan Kupang lebih tepatnya RS TNI Wirasakti. Untuk versi digital dari buku ini sendiri masih menanti untuk dipublish beberapa waktu kedepan. Jadi, sejauh ini masih hanya berupa buku secara fisik. Pembagian buku ini juga memang disesuaikan dengan lokasi yang dituju untuk kegiatan pengabdian masyarakat selanjutnya.
Untuk pasien sendiri juga secara detail dijelaskan dari buku tersebut terkait bagaimana tahapan perawatan pasien yang pastinya dapat berguna baik itu untuk pasien secara pribadi dan keluarga pasien karena dapat mengetahui panduan yang benar terkait pra dan pasca operasi. Selain itu, bahkan dijelaskan pula dalam buku tersebut mengenai nutrisi pasca operasi yang berisi penatalaksanaan pasien dengan komplikasi pasca operasi yang penting diketahui bahkan oleh masyarakat secara umum.
“Buku ini juga menjadi hasil inisiatif dari Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial terkait bagaimana keadaan pasien dan keluarga pasien yang selama ini masih banyak belum memahami betul perawatan pra dan pasca operasi sehingga lebih memahami bagaimana langkah tepat yang harus dilakukan dalam rangkaian perawatan secara lebih efisien,” tambahan dari salah satu anggota penyusun buku pedoman tersebut yakni Indra Mulyawan, drg., Sp.BM
Dengan begitu, setelah terbitnya buku ini remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang meningkat dengan adanya buku ini seperti apa yang menjadi bagian dari SDG’s Ke-4. Serta dengan begitu masyarakat secara umum dapat semakin menyebarkan informasi terkait kesehatan gigi dan mulut berdasarkan buku pedoman tersebut. (rrr)