Surabaya, fkg.unair – Pamela Handy Cecilia muncul sebagai peraih Wisudawan Berprestasi FKG. Dalam Wisuda Maret 2022, mahasiswa asal Surabaya itu berbagi banyak hal tentang perjuangannya menjadi Mawapres hingga pengusaha alat-alat kedokteran gigi.
Pamela menceritakan sejak mahasiswa baru, ia telah memasang angan menjadi Mawapres. Tapi perjuangan yang dilakukannya tidak main-main. Untuk mengasah kemampuan, Pamela sempat berlatih menulis selama dua tahun agar dapat maksimal mengikuti lomba penulisan ilmiah.
“Saat itu aku tidak pandai menulis. Padahal mayoritas lomba di FKG itu penulisan ilmiah. Akhirnya saya mulai belajar ke dosen maupun kakak tingkat,” ungkap Juara 1 International Literature Review JDS Festival 2019 itu.
Berkat kerja kerasnya itu, Pamela berhasil meraih titel Mawapres dan tercatat sebagai juara 1 di tiga kompetisi literature review tingkat nasional. Sementara di lima kompetisi lainnya, Pamela berhasil meraih juara dua dan tiga. Tidak hanya itu, ia juga berhasil menelurkan empat publikasi ilmiah di jurnal internasional.
Namun perjuangan Pamela tidak berhenti sampai disitu. Pamela sempat mengalami kesulitan finansial akibat pandemi ketika semester 5. “Aku berpikir bagaimana agar bisa beli alat praktikum dan meringankan beban orang tua. Sempat agak depresi juga,” katanya.
Pamela akhirnya memulai usaha peralatan kedokteran gigi bersama kawannya. Modal awal pun ia ambil dari uang yang seharusnya digunakan untuk membayar kuliah. “Saat itu memang berat. Jika tidak balik modal, aku bisa saja tidak bisa kuliah semester depan,” sambungnya.
Akan tetapi lewat kerja keras, Pamela berhasil mengatasi krisis tersebut dan mengembangkan usahanya. Meski belum berbadan hukum, usaha bernama Aether Dental Store itu telah menjangkau pembelian di Pulau Jawa.
Kini usai menamatkan S1, Pamela menyebut ia ingin fokus menyelesaikan co-ass. Pamela juga berharap dapat melanjutkan studi Spesialis atau S2. Selanjutnya, ia akan menata modal untuk membuka bisnis di bidang kedokteran dengan target pasar yang lebih luas. “Kelak aku akan menggunakan ilmu yang kupelajari untuk mengembangkan bisnis tersebut,” imbuhnya.
Belajar dari perjuangannya, Pamela menyebut bahwa tugas manusia adalah berusaha yang terbaik, sisanya biar Tuhan yang menentukan. “Dan hasil yang Tuhan berikan ini aku dedikasikan bagi orang tuaku, sebagai bukti jika perjuangan mereka menyekolahkanku di FKG UNAIR tidak sia-sia,” katanya. (int)