Surabaya.fkg.unair-Departemen Pendidikan dan Profesi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (BEM FKG Unair) menggelar kegiatan Scientific Fun Research (SFR) 2022. Dalam penyelenggaraan acara, BEM FKG Unair bekerja sama dengan Scientific College Commitee (SCC). Bertempat di Kebun Teh Wonosari, Malang, SFR 2022 diselenggarakan pada Sabtu (3/12/2022).
SFR tahun ini memang mengusung konsep belajar di alam. Oleh karena itu panitia merasa merupakan pilihan yang tepat bila memilih lokasi tersebut. Terlebih tema yang diusung kali ini Herbal Medicine (Pengobatan Herbal, Red).
“Tujuan dari kegiatan Scientific Fun Research adalah membangun minat dan kemampuan dasar kepada peserta terkait analisis bedah naskah literature review. Terutama jenis systematic review. Harapannya melalui SFR ini peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dengan sebaik-baiknya,” ujar Okta selaku perwakilan panitia.
Lebih lanjut, SFR merupakan bentuk penerapan pendidikan yang berkualitas. Hal itu sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin keempat. Dimana SDGs merupakan komitmen global dan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
“Poin SDGs yang diimplementasikan adalah SDGs no 4. Karena harapan setelah mengikuti acara SFR ini semua peserta dari berbagai angkatan memiliki ilmu yang sama. Sehingga dari ilmu yang didapat, peserta memiliki kesempatan belajar yang berkesinambungan tanpa batasan waktu, tempat, dan usia,” tutur Okta.
Guna mendukung tujuan tersebut, hadir sebagai pemateri yakni Imam Safari Azhar, drg., M.Kes., Sp. Pros. Bukan tanpa alasan, namun memang drg. Azhar merupakan salah satu dosen yang telah banyak berjasa membantu mahasiswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Salah satunya yang untuk literature review.
Okta menambahkan, bahwa ada penghargaan untuk dua kelompok terbaik. Keduanya adalah yang dapat menganlisis struktur serta tata bahasa yang sesuai pada literature review berjenis systematic review.
“Setelah sesi pemaparan materi, peserta juga akan diajak tur kebun dan pabrik teh. Berlanjut kemudian ada sesi penugasan peserta setelah pemaparan materi mengenai literature review,” imbuh Okta.
Kendala Persiapan Kegiatan
Di balik kesuksesan SFR, Okta menjelaskan bahwa ia dan teman-temannya juga mengalami kendala ketika mempersiapkan acara. Kendala tersebut datang dari para panitia yang juga memiliki kesibukan lain.
“Kendalanya adalah persiapan kegiatan ini bersamaan dengan banyak kegiatan kemahasiswaan yang lain. Sehingga waktu yang dimiliki oleh panitia sangat sempit sedangkan banyak hal yang harus disiapkan dalam kurun waktu 2 minggu. Cara untuk menyiasatinya adalah dengan membagi tugas sesuai kemampuan panitia dan membuat daftar list to do sehingga banyak tugas dapat diselesaikan dalam waktu bersamaan,” papar Okta.(gds)