Sejarah Fakultas

Sejarah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga diprakarsai oleh Dr. Lonkhuizen yang menjabat sebagai Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat. Dr. Lonkhuizen memiliki ide untuk membuka sekolah pendidikan dokter gigi di Surabaya dan meminta Dr.R.J.F. Van Zaben, Direktur Nederland Indische Artsen School (NIAS), Sekolah Kedokteran Hindia Belanda yang memimpinnya pada Juli 1928. Pendidikan Kedokteran Gigi diberi nama School Tot Opleiding Van Indische Tandartsen (STOVIT 1928 – 1942) khusus untuk dokter gigi lokal di Indonesia pada masa pendudukan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sekolah yang dimulai pada 28 September 1928 pada tahun ajaran pertama menerima 21 siswa dengan masa pendidikan lima tahun, termasuk latihan klinis 3 tahun. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945 STOVIT menjadi Ika Daigaku Shika (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi), dengan Dr. Takeda sebagai direktur pertama yang kemudian digantikan oleh Prof. Imagawa.

Pemerintah Belanda, Netherland Indische Civil Administration (NICA) setelah mengalahkan Jepang pada tahun 1947, mengubah nama pendidikan menjadi Tandheelkundig Institute (TI, Institut Kedokteran Gigi) yang dipimpin oleh Dr. JM Klinkhamer Sr. Pada tahun 1948, IT atau Institut Kedokteran Gigi, diubah menjadi Universiteir Tandheelkundig Instituut (UTI) bersama dengan Faculteit voor Genesskunde di bawah Indonesische Universiteit di Surabaya.

Pada zaman Republik Indonesia Serikat (RIS – Republik Indonesia Serikat), pada tahun 1949 ISK menjadi Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi (LIKG – Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi) dengan masa pendidikan 4 tahun dipimpin oleh Prof. M. Knap sampai tahun 1953. Setelah pensiun, ia digantikan oleh Prof. M. Soetojo sebagai pimpinan lembaga ini yang bertahan sampai tahun 1954. Sejak berdirinya Universitas Airlangga (Unair) pada Rabu, 10 November 1954, LIKG berganti nama menjadi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG – Fakultas Kedokteran Gigi) dengan pendidikan 5 tahun.

Fakultas Kedokteran Gigi

Pada tahun 1969, FKG UNAIR menjelma menjadi 6 jenjang pendidikan, menyesuaikan dengan perkembangan sistem pendidikan. Sejak tahun 1978 kurikulum diubah menjadi pendidikan 5 tahun yang dibagi menjadi 10 semester.

Pada tahun 2007 program pendidikan dokter gigi menggunakan Kurikulum 2007/2008 dengan perubahan jenjang pendidikan, sebelumnya tidak ada pemisahan antara program sarjana dan profesi. Mulai tahun 2007 pendidikan dokter gigi dipisah menjadi 2 jenjang pendidikan, yaitu pendidikan kedokteran gigi terdiri dari 144 sks dan pendidikan profesi kedokteran gigi 33 sks. Jumlah SKS yang ditempuh untuk menjadi dokter gigi adalah 177 SKS (dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi) dengan metode Student Centered Learning DAN masa studi 10 semester. Pada tahun 2014, kurikulum baru 2014/2015 mulai diterapkan dengan periode Pendidikan Dokter Gigi selama 7 Semester, Profesi selama 4 Semester, dengan total 184 SKS.

Setelah bertahun-tahun berlalu, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga kini terdiri dari:

  1. 15 Profesor
  2. 155 Dosen
  3. 648 Mahasiswa Program Sarjana Bedah Gigi dental
  4. 461 Mahasiswa Program Profesi Kedokteran Gigi
  5. 75 Pejabat Akademik
  6. 9.389 Alumni yang tersebar secara global dan nasional
  7.  

Kami siap melampaui batas untuk menciptakan kesehatan yang lebih baik di Indonesia, tetapi juga secara Global.