Surabaya, Fkg.unair – Sedasi merupakan penggunaan obat anestesi untuk menurunkan tingkat kesadaran tanpa kehilangan komunikasi lisan. Dalam dunia kedokteran gigi, penggunaan bahan sedasi digunakan untuk menghilangkan rasa takut dan cemas bagi pasien perawatan gigi dan mulut, khususnya pada pasien usia anak. Untuk itu, penting bagi spesialis kedokteran gigi anak untuk dapat melakukan perawatan dengan pendekatan penggunaan bahan sedasi.
Untuk mencapai kompetensi ini, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDGS) Kesehatan Gigi Anak (KGA) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) melakukan kunjungan ke klinik gigi anak Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Universitas Indonesia (RSKGM UI). Kunjungan tersebut dilakukan untuk mendapatkan pelatihan sedasi inhalasi dengan menggunakan senyawa kimia Dinitrogen oksida (N2O) atau yang biasa disebut sebagai gas tertawa.
Kunjungan yang diadakan pada hari Selasa (12/7/22) tersebut melibatkan seluruh mahasiswa PPDGS tingkat akhir, beberapa Guru Besar dan dosen di bidang kedokteran gigi anak, serta dokter spesialis anestesi. Rangkaian kegiatan terdiri dari teori dan praktik langsung dibawah pengawasan dari spesialis anestesi.

Sebelum pandemi, pelatihan seperti ini lazimnya diadakan di International Medical University (IMU) Malaysia, bekerjasama dengan kolegium kedokteran gigi anak.
Koordinator Program Studi (KPS) KGA UNAIR, Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg, SpKGA(K) berharap dengan berlangsungnya kegiatan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa PPDGS. “Harapannya agar kegiatan ini dapat diadakan secara berkesinambungan, dan agar PPDGS KGA dapat mencapai kompetensi yang diinginkan sebagai seorang spesialis KGA,” ungkapnya.(stf)